Kamis, 05 Maret 2009

HACKERS: THE STEP

Pengantar
=========
Pernah suatu ketika pada tanggal 10 Agustus 2001 sebuah media massa online memberitakan mengenai hacker yang membobol dan men-deface (mengubah content maupun layout) beberapa situs di Internet dan memasang foto Tommy Soeharto di situs tersebut. Menurut media massa tersebut, aksi hacker tersebut adalah merupakan bantuan untuk menyebarluaskan dan menangkap Tommy Soeharto. Pada halaman yang di-deface tersebut, tertulis juga pesan "Hacked and deface not only a crime. This person is #1 criminal in our country".

Kemudian belum lama berselang, tepatnya pada tanggal 16 Agustus 2001, beberapa perusahaan dotcom menyelenggarakan sebuah acara bertajuk HackersNight, di sebuah caf?? di bilangan Jakarta Selatan. Acara HackersNight tersebut merupakan acara bulanan yang sudah mencapai putaran ke 12 di Jakarta. Acara party-party ala pebisnis dotcom tersebut juga dilangsungkan di Bandung dan Surabaya, dan sudah tentu dilaksanakan di sebuah caf?? pula. Acara yang dilangsungkan hingga larut malam tersebut banyak menyajikan aneka hiburan, musik yang keras dan setumpuk hadiah dari para sponsor.

Bagi orang awam, kedua informasi tersebut tidaklah menunjukkan kejanggalan apapun. Toh memang akhirnya terminologi hacker bagi orang awam tidak mempunyai banyak arti dan tidak berpengaruh banyak dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tetapi bagi pelaku dan pemain industri teknologi informasi (TI), atau setidaknya bagi pemerhati dan pecinta TI, penggunaan kata hacker untuk dua contoh kasus tersebut di atas bisa menjadi suatu diskusi yang panjang. Ada pertanyaan yang paling mendasar: "Sudah tepatkah penggunaan kata hacker tersebut?" Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kita memahami terminologi hacker tersebut lebih jauh.


==================================
Sejarah Singkat Terminologi Hacker
==================================
Terminologi hacker muncul pada awal tahun 1960-an diantara para anggota organisasi mahasiswa Tech Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan Artifisial Massachusetts Institute of Technology (MIT). Kelompok mahasiswa tersebut merupakan salah satu perintis perkembangan teknologi komputer dan mereka berkutat dengan sejumlah komputer mainframe. Kata hacker pertama kalinya muncul dengan arti positif untuk menyebut seorang anggota yang memiliki keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang lebih baik ketimbang yang telah dirancang bersama.

Kemudian pada tahun 1983, analogi hacker semakin berkembang untuk menyebut seseorang yang memiliki obsesi untuk memahami dan menguasai sistem komputer. Pasalnya, pada tahun tersebut untuk pertama kalinya FBI menangkap kelompok kriminal komputer The 414s yang berbasis di Milwaukee AS. 414 merupakan kode area lokal mereka. Kelompok yang kemudian disebut hacker tersebut dinyatakan bersalah atas pembobolan 60 buah komputer, dari komputer milik Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering hingga komputer milik Laboratorium Nasional Los Alamos.

1 dari pelaku tersebut mendapatkan kekebalan karena testimonialnya, sedangkan 5 pelaku lainnya mendapatkan hukuman masa percobaan. Pada tahun yang sama keluar pula sebuah film berjudul War Games yang salah satu perannya dimainkan oleh Matthew Broderick sebagai David Lightman. Film tersebut menceritakan seorang remaja penggemar komputer yang secara tidak sengaja terkoneksi dengan super komputer rahasia yang mengkontrol persenjataan nuklir AS.

Kemudian pada tahun 1995 keluarlah film berjudul Hackers, yang menceritakan pertarungan antara anak muda jago komputer bawah tanah dengan sebuah perusahaan high-tech dalam menerobos sebuah sistem komputer. Dalam film tersebut digambarkan bagaimana akhirnya anak-anak muda tersebut mampu menembus dan melumpuhkan keamanan sistem komputer perusahaan tersebut. Salah satu pemainnya adalah Angelina Jolie berperan sebagai Kate Libby alias Acid Burn.

Pada tahun yang sama keluar pula film berjudul The Net yang dimainkan oleh Sandra Bullock sebagai Angela Bennet. Film tersebut mengisahkan bagaimana perjuangan seorang pakar komputer wanita yang identitas dan informasi jati dirinya di dunia nyata telah diubah oleh seseorang. Dengan keluarnya dua film tersebut, maka eksistensi terminologi hacker semakin jauh dari yang pertama kali muncul di tahun 1960-an di MIT.


==============================
Manifesto dan Kode Etik Hacker
==============================
Sebenarnya hacker memiliki manifesto dan kode etik yang menjadi patokan bagi hacker di seluruh dunia. Manifesto Hacker dibuat oleh seorang hacker yang menggunakan nickname The Mentor dan pertama kali dimuat pada majalah Phrack (volume 1 / issue 7 / 25 September 1986).

Manifesto Hacker tersebut adalah:

- Ini adalah dunia kami sekarang, dunianya elektron dan switch, keindahan sebuah baud.
- Kami mendayagunakan sebuah sistem yang telah ada tanpa membayar, yang bisa jadi biaya tersebut sangatlah murah jika tidak dijalankan dengan nafsu tamak mencari keuntungan, dan kalian sebut kami kriminal.
- Kami menjelajah, dan kalian sebut kami kriminal.
- Kami mengejar pengetahuan, dan kalian sebut kami kriminal.
- Kami hadir tanpa perbedaan warna kulit, kebangsaan, ataupun prasangka keagamaan, dan kalian sebut kami kriminal.
- Kalian membuat bom atom, kalian menggelar peperangan, kalian membunuh, berlaku curang, membohongi kami dan mencoba meyakinkan kami bahwa semua itu demi kebaikan kami, tetap saja kami yang disebut kriminal.
- Ya, aku memang seorang kriminal.
- Kejahatanku adalah rasa keingintahuanku.
- Kejahatanku adalah karena menilai orang lain dari apa yang mereka katakan dan pikirkan, bukan pada penampilan mereka.
- Kejahatanku adalah menjadi lebih pintar dari kalian, sesuatu yang tak kan kalian maafkan.
- Aku memang seorang hacker, dan inilah manifesto saya.
- Kalian bisa saja menghentikanku, tetapi kalian tak mungkin menghentikan kami semua.
- Bagaimanapun juga, kami semua senasib seperjuangan.


Hacker juga memiliki kode etik yang pada mulanya diformulasikan dalam buku karya Steven Levy berjudul Hackers: Heroes of The Computer Revolution, pada tahun 1984.

Kode etik hacker tersebut tertulis:

1. Akses ke sebuah sistem komputer, dan apapun saja dapat mengajarkan mengenai bagaimana dunia bekerja, haruslah tidak terbatas sama sekali
2. Segala informasi haruslah gratis
3. Jangan percaya pada otoritas, promosikanlah desentralisasi
4. Hacker haruslah dinilai dari sudut pandang aktifitas hackingnya, bukan berdasarkan standar organisasi formal atau kriteria yang tidak relevan seperti derajat, usia, suku maupun posisi.
5. Seseorang dapat menciptakan karya seni dan keindahan di komputer
6. Komputer dapat mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik.


==================
Hacker dan Cracker
==================
Sebenarnya secara lebih spesifik terminologi hacker telah dijelaskan dalam buku Hacker Attack karya Richard Mansfield tahun 2000. Menurut Mansfield, hacker didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki keinginan untuk melakukan eksplorasi dan penetrasi terhadap sebuah sistem operasi dan kode komputer pengaman lainnya, tetapi tidak melakukan tindakan pengrusakan apapun, tidak mencuri uang atau informasi. Sedangkan cracker adalah sisi gelap dari hacker dan memiliki kertertarikan untuk mencuri informasi, melakukan berbagai macam kerusakan dan sesekali waktu juga melumpuhkan keseluruhan sistem komputer.

Perbedaan terminologi antar hacker dan cracker tersebut kini menjadi bias dan cenderung hilang sama sekali dalam perspektif media massa dan di masyarakat umum. Ada beberapa faktor penyebab hal tersebut:

- Para cracker tidak jarang menyebut diri mereka sebagai hacker
- Manifesto dan kode etik para hacker kerap pula dianggap sebagai manifesto dan kode etik bagi para cracker.
- Media massa menggunakan terminologi hacker secara salah kaprah dan hantam kromo
- Industri film mengangkat kehidupan hacker dari kacamata Hollywood
- Masyarakat melabelisasi kegiatannya menggunakan kata hacker agar lebih memiliki daya jual


Berdasarkan beberapa kondisi tersebut di atas, maka terminologi hacker memiliki pelebaran makna sedemikian rupa, sehingga kesalah-kaprahan kian hari kian menjadi-jadi. Setiap perilaku negatif yang dilakukan di Internet sering kali dikaitkan dengan istilah hacker, baik oleh media massa maupun masyarakat umum. Contohnya adalah pada paragraf pertama dan kedua tulisan ini. Perilaku men-defaced suatu situs nyata-nyata bukanlah modus operandi hacker. Hacker sejatinya tidak memiliki niatan atau tindakan yang sifatnya merusak.

Penggunaan kata hacker untuk sebuah acara party-party di caf?? seperti contoh di atas juga merupakan satu bentuk pengaburan makna hacker yang sebenarnya. Acara HackersNight yang selalu digelar di caf??-caf?? tersebut hanyalah merupakan ajang kumpul-kumpul pebisnis dotcom untuk bertukar kartu nama, menikmati hiburan dan bercengkerama hingga larut malam. Agak sulit jika ingin memperkirakan bahwa hacker yang sebenarnya akan menghadiri acara tersebut. Karena sejatinya seorang hacker kurang mau jati dirinya terekspos.

Berbeda bila kita berbicara mengenai ajang pertemuan hacker terbesar di dunia, Def Con, yang diadakan setahun sekali setiap pertengahan bulan Juli di Las Vegas. Acara Def Con tersebut lebih kepada ajang pertukaran informasi dan teknologi yang berkaitan dengan aktifitas hacking. Para hacker dari seluruh dunia tidak segan-segan untuk muncul setahun sekali dalam Def Con tersebut karena disitulah mereka dapat merasakan berada di komunitas hacker yang sesungguhnya, bukan sekedar labelisasi saja.

Walhasil, melihat beberapa kondisi di atas, akhirnya mau tidak mau terjadi kompromi dalam penggunaan istilah hacker. Sebagian orang ada memilih istilah hacker dan cracker, ada yang lebih nyaman menggunakan istilah hacker putih dan hacker hitam dan ada pula yang tetap menggunakan kata hacker untuk semua perilaku kriminalitas di Internet. Karena hacker yang sejati lebih banyak diam, cracker sering menyatakan dirinya sebagai hacker dan masyarakat umum lebih familiar dengan istilah hacker, akhirnya mau tidak mau media massa harus mengikuti selera pasar dengan ikut-ikutan mengeneralisir terminologi hacker.



*)oleh: Donny B.U., M.Si. *
Tulisan ini pernah dimuat oleh majalah Neotek, Vol.II - No. 1, Oktober 2001. Tulisan ini bebas dikutip asal menyebutkan sumbernya.

Minggu, 01 Februari 2009

OBAMA : Could He Be The Change?

January 20th 2009, the world was witnessing the so called a new age prelude, the inauguration of Barrack Hussein Obama as the new President of United State of America replacing George W Bush. Million’s of people crowded the Capitol Hill and around White House, the show was even aired live over the globe. Mass hysteria lead this 1st afro-American U.S President, as he praised to be the one who turn U.S into more less-arrogant Nation on the planet, stop the middle east endless warfare, into deploying a positive economical changes since America playing quite major role in global economical falter. Trough out the hopes overburdened by people, will this Menteng Growth President fulfill the prophecy?

Born in multicultural background, an African \Nigerian father and British mother, young Obama spent few years in Menteng, Jakarta after his birth father passed away and her mother married again, then moved to Indonesia and lived among the Soetoro family. His multi-race blood, later on gave him a huge sympathy and trust over his Senator career. Until the beginning of this year, he took the seat of the most powerful nation on the globe. People identified him as the new Martin Luther King, and predicted to bring goodness since he share State and moment of crisis background as Abraham Lincoln. But after 3 weeks running the seat, the changes seems to be still long waiting. His decision to still maintain U.S Troops in Iraq for another 36 months, and his statement upon the Palestine-Israel crisis which insist of Jerusalem as Zionist belonging was 1st blunder made from the International Political expertise. His statement clearly have zero positive approval in solving middle east warfare. This is worsen by the Israel re-deploying military movement, and bombing more brutally over Gaza-city, Palestine, in the name of counter attacking Hamas Rocket blast. While more explosions seize Gaza, U.S America as the ally of Israel and the owner of U.N special rights, remain play deaf.

Tackling political issue as well as fix it, off course never be an ease job to be done. So much aspect measure and consider, from political into economical, until future nation importance that may happen. And for huge nation as U.S, the consideration goes more. This is off course putting Barrack Obama in the position that couldn’t make decision as he promised on his speech, as easy as imagined. In this fact, the citizen of the earth should stop to over rely the problems like middle east warfare in a single hand. People should better realized and emphasize more the United Nation to do what it takes to solve the problem. Because theoretically, that is why United Nation were stands for, and United Stated is not United Nation. Barrack Obama is perhaps could brings change, but if the people of the earth cares to make it prevailed rather than wait and ask it to be made, the change could be sooner happen. Because hand on hand movement is proven could tackle global crisis from World War, into Racism. And believe me, YES WE CAN!.

Application Letter - Sample-

Bandar Lampung, February 2nd 2009



Amalia Hotel HRD Dept.
Lotus Plaza Marketing Office.
Raden Intan StreetNo. 73, Kedaton
Bandar Lampung 35111

Dear Sir,
Refer to the job vacancy advertisement at Lampung Post Daily Newspaper of January 30th 2009, hereby I am sending this application letter as the terms for the position of Human Resource is considerably suitable for me.

I am 21 years of age. Frash graduated of Diploma 3 Japanese Language at Teknokrat’s School of foreign Language in 2008. I am capable in both oral and written form of communication in Japanese, as well as in English. I also able to use computer and internet based works. Boosted by my experience in student organization and several competition in English as English debaters, and Japanese language annual championships during my collage time, it is builded me as strong willed person, team worker, and fair competitor. I used to work within pressure, and run over the obstacles and challenges.

Although, I am a very beginner in working society, but with strong desire for progress and willingness to learn within me, it is a matter of time for me to manage in the position.
Thank you for your nice attention, and I am looking forward for interview’s invitation.






Sincerely


Wahyu Imam Prayogo